Tanya Nominal Gaji

Jadi, sebulan lalu di Plaza Semanggi, saya ketemu teman seangkatan pas kuliah tapi beda jurusan. Terakhir kali jumpa dia lebih dari tujuh tahun lalu.

Seperti perbincangan generik, kami saling bertanya tempat kerja masing-masing. Kami sama-sama sudah pindah kerja dari waktu terakhir kali kami ketemu.

Dan, tiba-tiba dengan entengnya dia nanya nominal gaji saya. Dan karena saya tidak keberatan, saya kasih tahu jumlahnya.

“Pengalaman kerja lu udah 10 tahun tapi belum dapet gaji dua digit?” tanya dia dengan nada terkejut dan sedikit angkuh. “Gw aja lebih dari segitu. Padahal gw freelancer lho!” lanjutnya.

Anjir sok banget ini orang, pikir saya. Lalu saya tanya dengan menahan dongkol, “Lu kerja di mana emang sih?”

“PR Agency.”

“PR Agency apa? Di mana?”

“Rahasia.”

“Ha ha… (saya masih nahan dongkol). Terus gaji lu berapa?”

“Rahasia,” tutup dia, sambil cengengesan.

Gak ada semenit saya langsung cabut. Saya merasa dibodohin, tapi memang saya ga pernah nutupin berapa penghasilan saya kalau ada teman nanya secara pribadi (gak saat kumpul-kumpul).

Seharusnya kalau Anda berani bertanya tempat kerja dan nominal gaji seseorang, etikanya adalah Anda harus melakukan hal yang sama bila ditanya balik.

Lagipula apaan dah pake kata “Rahasia!”. Dua kali pula! Hahaha, bangkek.

*Ditulis dalam lima menit jelang berangkat kerja, pukul 11.30-11.40, Jumat, 20 Maret 2020.

*

2 thoughts on “Tanya Nominal Gaji

Leave a comment